TB Resisten Obat, Ketika Bakteri TB Semakin Kuat…

Masih bercerita seputar Tuberkulosis (TB) nih. TB ini menyeramkan banget ternyata. Bagaimana tidak, sebanyak 3 orang per menit meninggal karena TB. Sepanjang tahun 2011, 8,7 juta orang di dunia menderita TB dan 1,4 juta diantaranya meninggal dunia, atau sekitar 3 orang penderita TB meninggal setiap menitnya.

tb.003

Yang membuat TB ini semakin menakutkan adalah mudahnya TB berkembang menjadi TB resisten obat.

Di Indonesia sendiri ditemukan 460.000 kasus TB baru dengan 5.900 kasus di antaranya merupakan TB MDR (Multi Drugs Resistent Tuberculosis). Tahun 2013, jumlah total kasus TB mencapai 800.000-900.000 kasus. Hiyyy

Lho, memangnya kenapa kalau TB menjadi resisten terhadap obat?

TB resisten obat artinya TB sudah kebal terhadap salah satu Obat Anti TB (OAT) lini pertama. Nah, kalau OAT lini pertama sudah tidak mampu mengobati TB, maka pengobatan perlu dilanjutkan dengan menggunakan obat-obatan lini selanjutnya.

Padahal pengobatan TB normal (tidak kebal obat) saja memerlukan waktu yang panjang, di mana pasien TB harus mengonsumsi antibiotika selama 6 bulan tanpa putus. Obat TB lini kedua jauh lebih mahal (± 100 kali lipat dibandingkan pengobatan TB biasa) dan jelas penanganannya pun jauh lebih sulit.

Seperti yang telah saya tulis sebelumnya di sini, Emmy Asriani (bukan nama sebenarnya), perempuan berusia 46 tahun, ibu dari 4 orang anak, adalah penderita TB-XDR dengan status BTA negatif. Emmy didiagnosis mengidap TB saat usianya sekitar 25 tahun. Penyakit Emmy kemudian berkembang menjadi TB-MDR dan TB-XDR karena obatnya tidak diminum secara teratur.

Sekarang Emmy Asriani sedang menjalani pengobatan sejak April 2012 sampai sekarang tanpa henti. Tiap hari, obat yang diminum oleh Emmy ada 18 pil dan kapsul, terdiri dari levofloxacin (4 butir), cycloserine (3), pyrazinamide (3), ethionamide (3), pyridoxine/vitamin B6 (3).  Selain itu, ditambah dua bungkus aminosalicylic acid yang bentuknya butiran seperti pasir. Pada enam bulan pertama, Emmy menjalani suntikan obat antituberkulosis tiap hari dari Senin-Jumat.  Suntikan ini dihentikan setelah BTA-nya negatif.(Sumber : Tempo).

Emmy tidak sendiri. Masih banyak penderita TB lain yang kemudian berkembang menjadi TB-MDR/TB-XDR.

Penyebaran TB di dunia

Mungkin banyak yang belum tahu, bahwa sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB. Indonesia sendiri “mencatat prestasi” dengan kasus TB terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan China.

tb.004

Berdasarkan data dari WHO, dari jumlah penderita TB yang ada di dunia ini, ada sekitar 450.000 orang memiliki TB-MDR pada 2012 dan 170.000 orang meninggal dari jumlah itu. Menurut organisasi ini hanya kurang dari 20 persen pasien dengan TB-XDR mendapatkan pengobatan yang tepat. Hampir 10 persen kasus TB-MDR berkembang menjadi TB-XDR (resisten terhadap obat secara ektensif). Kalau sudah begini TB menjadi semakin sulit disembuhkan.

Indonesia sendiri berada di peringkat ke 8 dari 27 negara dengan beban TB-MDR terbanyak di dunia.

Mengapa TB menjadi resisten?

Bakteri adalah mahluk hidup yang memiliki daya survive dan kemampuan adaptif yang sangat tinggi terhadap perubahan lingkungan, relatif dengan mahluk hidup lainnya. Salah satu mekanisme utama yang menyebabkan bakteri kebal terhadap obat adalah terbentuknya bakteri mutan.

Proses reproduksi bakteri yang sangat cepat (sekitar 30 menit hingga beberapa jam) memungkinkan terbentuknya satu atau beberapa sel yang mengalami mutasi (perubahan struktur genetis) secara spontan, dengan kecepatan terbentuknya bakteri mutan, satu dari 10 juta hingga 10 milyar sel bakteri baru.

Mycobacterium tuberculosis sendiri menjadi resisten terhadap obat karena berbagai faktor, diantaranya :

  • Terlambatnya diagnosis dan isolasi
  • Penggunaan paduan obat yang tidak tepat, yaitu pasien tidak menyelesaikan pengobatan yang diberikan, petugas kesehatan memberikan pengobatan yang tidak tepat, baik paduan, dosis, lama pengobatan dan kualitas obat
  • Kurang patuh dan pengobatan tidak lengkap
  • Gagal mengisolasi penderita TB-MDR
  • Pelaksanaan DOTS yang kurang baik
  • Kurangnya pengetahuan tentang TB
  • Obat yang kurang berkualitas

Resistensi bakteri TB terhadap obat dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu TB Resisten Obat (kebal terhadap salah satu obat), TB-MDR (Multi Drugs Resistent Tuberculosis) dan TB-XDR (Extensively Drugs Resistent Tuberculosis)

TB-MDR merupakan bentuk TB yang tidak merespon terhadap standar 6 bulan pengobatan yang menggunakan obat standar atau obat lini pertama. Waktu yang dibutuhkan untuk pengobatan TB-MDR selama 2 tahun dengan obat yang 100 kali lebih mahal dibandingkan pengobatan dengan obatlini pertama.

TB-XDR merupakan salah satu bentuk TB yang disebabkan oleh bakteri yang resistan terhadap hampir semua obat anti TB yang efektif (misalnya TB-MDR plus resisten terhadap fluoroquinolones dan segala bentuk pengobatan lain (second-line) anti TB suntik: amikacin, kanamycin atau capreomycin).

TB-MDR/TB-XDR bisa terjadi karena faktor primer (tertular secara alamiah dari penderita TB-MDR/TB-XDR) dan juga faktor sekunder (bakteri bermutasi karena “kelalaian” penderita ataupun petugas kesehatan). Intinya resistensi bakteri TB terhadap obat terjadi karena penggunaan dan manajemen OAT yang tidak benar.

Siapa yang mungkin jadi pengidap TB Resisten?

Mengingat TB mudah menular melalui dahak, maka siapapun bisa saja tertular dan mengidap TB Resisten Obat.

tb.006

Sama dengan cara penularan TB pada umumnya, TB Resisten Obat dapat menular dari seseorang (penderita TB-MDR/TB-XDR) melalui udara apabila penderita tersebut memercikkan dahak.

Baik cara maupun kecepatan penularan TB biasa dengan TB Resisten Obat/TB-MDR/TB-XDR tidak ada bedanya. Yang menjadi masalah adalah bila bakteri TB yang ditularkan adalah bakteri kebal obat. Bila tidak cepat diketahui, penyakitnya akan cepat memburuk.

Bagaimana diagnosa TB Resisten?

Agar seseorang dipastikan menderita TB kita harus menemukan Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan mikroskopis dahak (sputum). Pemeriksaannya sederhana, tidak sampai satu hari sudah bisa diketahui, hanya perlu diulang sampai tiga kali.

Tetapi untuk mengetahui apakah bakteri tersebut resisten atau tidak, bakteri harus dibiakkan terlebih dahulu dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium khusus. Waktu yang dibutuhkan pun cukup lama, bisa 6-16 minggu khususnya untuk TB-XDR. Waktu penegakan diagnosa yang lama dan memastikan obat yang tepat kadang mengakibatkan penderita TB meninggal dalam masa tunggu diagnosa tegak.

Belakangan ini ada metode PCR (Xpert MTB/RIF Assay) yang dapat menegakkan diagnosa TB juga mengetahui resistensi bakteri tersebut terhadap Rifampisin hanya dalam waktu dua jam.

Bagaimana mengobati terjadinya TB Resisten?

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, kunci kesembuhan segala jenis TB adalah disiplin dan rutin saat menjalani pengobatan.

Penatalaksanaan TB Resisten Obat berdasarkan standar WHO adalah sebagai berikut :

  • Pasien tuberkulosis yang disebabkan kuman resisten obat (khususnya MDR) seharusnya diobati dengan paduan obat khusus yang mengandung obat anti tuberkulosis lini kedua.
  • Paling tidak harus digunakan empat obat yg masih efektif.
  • Cara-cara yang berpihak kepada pasien disyaratkan untuk memastikan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
  • Konsultasi dengan penyelenggara pelayanan yang berpengalaman dalam pengobatan pasien dengan TB-MDR harus dilakukan

Prinsip Penatalaksanaan MDR/XDR:

  • Memulai pengobatan MDR-TB dengan pengawasan yang ketat dengan penyuluhan, pemantauan dan mengobati toksisisiti obat.
  • Sesuaikan pemantauan efek samping dengan obat yang digunakan.
  • Pertimbangkan masalah kontrol infeksi
  • Cari konsultasi dengan pakar segera setelah resistensi obat diketahui.
  • Gunakan DOT dengan cara yang berpihak kepada pasien selama masa pengobatan.
  • Catat obat yang diberikan, hasil bakteriologis, gambar foto toraks, dan kejadian efek samping obat.
  • Optimalkan penatalaksanaan penyakit yang mendasari dan status nutrisi.

tb.007

Tambahan Pertimbangan Pengobatan

  • Gunakan DOT utk semua dosis.
  • Gunakan pemberian harian, tidak intermitten.
  • Lama pengobatan minimum 18-24 bulan.
  • Bila mungkin, teruskan obat suntik paling tidak 6 bulan setelah konversi biakan.
  • Teruskan paling tidak tiga obat oral guna lama pengobatan yang sempurna.

Meskipun pengobatan TB Resisten Obat, TB-MDR, TB-XDR ini cukup rumit, namun semuanya gratis dan dijamin oleh Pemerintah. Hanya saja pasien TB jenis apapun harus mau menyelesaikan pengobatannya sampai tuntas sesuai dengan anjuran, agar TB tidak berkembang semakin parah.

Selain itu pasien TB juga tidak boleh meninggalkan kebiasaan makan makanan yang bergizi dan cukup nutrisi, harus menjaga kebersihan lingkungan agar tidak lembab, menjauhi alkohol dan rokok, dan terpapar sinar matahari yang cukup, karena menurut beberapa penelitian, kombinasi antibiotik dan pil vitamin D diketahui dapat mempercepat penyembuhan pasien TB.

Di bawah ini video mengenai Ambiya, gadis kecil pasien TB MDR dari Jakarta yang berhasil menjalani pengobatan sampai tuntas.

Jadi, jangan ragu, TB pasti bisa disembuhkan!

**Referensi :

www.tbindonesia.or.id
www.stoptbindonesia.org
– www.depkes.go.id
– www.pppl.kemkes.go.id
www.cdc.gov
www.who.org
www.kncvtbc.org
– www.fhi.org

TB Resisten Obat, Ketika Bakteri TB Semakin Kuat…

10 thoughts on “TB Resisten Obat, Ketika Bakteri TB Semakin Kuat…

  1. woowwwww, ada perkembangan ilustrasi nih mbak,,, 🙂 Semoga masyarakat semakin sadar akan bahaya dari TB Resistan Obat ini ya,,, aaamiiiin Sukses tulisannya, makin kereeeen lho.. 😀

Leave a Reply to oRiN Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *