Baterai HP cepat habis gegara Whatsapp/BBM? Ini solusinya…

Punya grup whatsapp atau BBM yang hiperaktif? Saya punya. Sebentar-sebentar hp bunyi. Gak pagi, siang, malem, grup yang saya ikuti gak pernah sepi. Menyenangkan, yessss? Tapi juga sekaligus menyedihkan. Karena baterai ataupun memori hp kita tentu saja akan cepat habis.

Sudah bukan hal yang aneh lagi, satu dua orang tiba-tiba left tanpa pamit. Tapi ketika dikonfirmasi alasannya adalah “duh, batre hp saya gak kuat euy…

Ada juga yang left dari grup tanpa pamit gegara pundung… nah, kalo yang model begini sih udah lah gak usah diajakin lagi masuk ke grup. Bwahahaha… padahal yang pundung itu saya sendiri… hiks.

Beruntung teman-teman saya masih mau ngajakin saya masuk lagi ke grup.

Nah, buat yang left grup dengan alasan baterai hpnya jadi cepat habis, ini ada cara untuk tetap terhubung bersama teman-teman di grup tanpa harus left….

  1. Ganti baterai hp ke double power.
  2. Selalu sedia power bank yang terisi penuh, jika perlu selain yang kapasitasnya besar, juga sedia 2 – 3 power bank cadangan.
  3. Kalau mau baterai hp-nya tetap awet, silahkan instal whatsapp di pc/desktop.netbook/laptop atau apapun itu namanya…

Lho, memang bisa ya instal whatsapp di laptop? Bisa!

Begini caranya ya…

Bluestack
Sudah bisa kan install bluestacknya? Tinggal klik download lalu ikuti petunjuk selanjutnya
  • Kalau sudah terinstal, buka aplikasi bluestacksnya, kemudian cari aplikasi whatsapp/BBM di sana.

Bluestacks

Cari aplikasi yang ingin didownload
Cari aplikasi yang ingin didownload, klik lalu ikuti petunjuk selanjutnya
  • Seperti biasa, instal aplikasi yang diinginkan, misalnya Whatsapp. Nah, kalau sudah terinstal, ya tinggal masukkan saja nomer hp yang biasa kita gunakan untuk Whatsapp dan tunggu sms verifikasi
masukkan nomer hp yang biasa kita pakai untuk whatsapp
Masukkan nomer hp yang biasa kita pakai untuk whatsapp
  • Dan tadddaaa… mari kita nikmati kebisingan notifikasi whatsapp di laptop hahaha

Screen Shot 2014-09-21 at 6.42.34 PM

Screen Shot 2014-09-21 at 6.54.34 PM

See, sekarang gak ada lagi alasan buat left grup. Karena Whatsapp/BBM sudah bisa diinstal di laptop. Jadi, jangan left lagi yaaa… yang masih left setelah tau cara ini bisa dipastikan alasan leftnya gegara pundung… gak bakal diajakin lagi, weeewww 😀

Owyah… pastikan laptopnya juga terhubung dengan internet yaaaa… 😀

Baterai HP cepat habis gegara Whatsapp/BBM? Ini solusinya…

Pentingnya Air Bersih Untuk Hidup Yang Lebih Sehat

Malam itu seperti biasa saya menemani anak-anak belajar di kamar sambil menunggu adzan Isya. Sementara suami baru saja pulang dari kantor. Segelas teh manis hangat sudah saya siapkan di meja. Begitu pun dengan piring dan lauk pauk untuk makan malam. Nasinya tinggal ambil sendiri di alat penanak nasi otomatis.

“Mah, mah… sini cepet!”, setengah berteriak suami yang sedang mengambil nasi memanggil saya.

“Apaan?”, tergopoh-gopoh saya segera menghampiri suami.

“Kata Mamah, ini bau gak?”, tanya suami sambil menyodorkan nasi di piring untuk saya cium baunya.

Segera saya cium nasi itu, dan ternyata memang benar tercium bau tidak enak. Teksturnya juga sudah berubah, sedikit berlendir. Jelas kalau nasi sudah basi.

“Ih… iya. Kenapa ya? Padahal ini nasi baru dimasak tadi pagi. Tadi siang anak-anak makan masih bagus. Terus gimana donk? Sekarang masak nasi lagi ya? Tapi nunggu lama”.

“Gak usah, ini saja. Belum terlalu basi koq”, suami kemudian menambahkan lauk pauk ke atas nasi yang sudah diambilnya tadi.

Tapi saya tetap mencuci beras untuk dimasak, anak-anak memang belum akan makan malam segera, PRnya belum selesai.

Suami menyarankan saya memeriksa alat penanak nasi yang sudah cukup lama kami miliki ini. Meski sedikit mengalami kerusakan di bagian engsel penutupnya, sebetulnya alat penanak nasi ini masih berfungsi cukup baik.

“Coba lihat, siapa tahu ada uap yang terperangkap dan kembali lagi ke bawah. Atau barangkali harus kembali masak nasi manual, pake langseng… bisa gitu pakenya???”, tanya suami dengan tatapan penuh keraguan.

Waduh… pakai langseng? Belum apa-apa sudah terbayang kerepotan yang akan saya hadapi kalau harus menanak nasi dengan langseng. Bukankah teknologi dicpitakan untuk mempermudah kerja manusia, termasuk urusan menanak nasi.

Sementara suami terpaksa makan malam dengan nasi yang bau dan basi. more

Pentingnya Air Bersih Untuk Hidup Yang Lebih Sehat

Mabim dihapus? Kasihan…

“Hah?? Dihapus?? Iihh.. kasihaannn”

Begitulah reaksi saya dan salah seorang sahabat saya ketika sahabat saya yang lain (yang kebetulan menjadi dosen di jurusan tempat kami kuliah dulu) mengabarkan, bahwa mulai tahun ini tidak ada yang namanya mabim (masa bimbingan) alias ospek (orientasi pengenalan kampus) untuk mahasiswa baru. Bahkan kegiatan di hari Sabtu pun diharamkan.

Sebagai gantinya diadakan learning skill, di mana mahasiswa baru belajar mengenai cara belajar yang efektif, etika belajar, penulisan, dan lain sebagainya. Ya, miriplah dengan di luar negeri (ini kata sahabat saya dan juga sahabat saya yang dosen itu, kebetulan dua-duanya melanjutkan kuliah di luar negeri)

Ibu dosen kemudian menjadi penasaran, bagaimanakah produk mahasiswa yang akan datang?

“Sepertinya sih bakal teu payaan”

Begitu perkiraan ibu dosen. Saya dan sahabat saya yang lain sangat sepakat dengan perkiraan ibu dosen. Mahasiswa tanpa mabim sepertinya akan menjadi mahasiwa yang “manja”. Kenapa bisa begitu?

Begini, kami memang produk mahasiswa hasil mabim/ospek sekitar 15 tahun yang lalu. Yang menjalani mabim/ospek selama berbulan-bulan.

Lalu apakah kami menjadi mahasiswa yang “tahan banting”? Entahlah. Tapi boleh dikatakan hampir semua teman-teman seangkatan memang jadi orang sukses. Meski saya sendiri tidak memiliki karir gemilang bahkan cenderung suram, saya merasa bahwa setelah mengikuti mabim saya menjadi tahan menjalani berbagai ujian hidup yang saya hadapi (tsaahhh… :D)

Yang paling penting, dari mabim/ospek yang berbulan-bulan itu, saya juga merasa bahwa semua anggota angkatan 98 benar-benar merupakan satu keluarga.

Kenangan bahwa kami pernah sama-sama “disiksa” senior saat harus membawa roti Luxor plus teh manis di botol bekas air mineral yang warnanya harus seragam (90 botol harus seragam warnanya!!!), lari keliling Lapang Gasibu 20 putaran, membawa permadani terbang, menyaksikan teman kami menyanyikan “kurupuk baruleud”, guling-guling di tanah merah, jalan jongkok di tanjakan cinta Jatinangor, dan gosok gigi teman pakai jari saat pelantikan di Pangalengan (errr… ok, ini jangan dibayangkan…. jijik!). Semuanya benar-benar menempel di ingatan kami selama ini.

Dan ketika belasan tahun kemudian kami berkumpul kembali di grup whatsapp, buat kami yang mengalami sendiri, sepertinya soal mabim ini tidak pernah bosan untuk diceritakan.

Hanya grup whatsapp ’98 yang mampu membuat saya cengar cengir setiap hari. Grup yang tidak pernah sepi. Sehari bisa sampai ratusan messages, malah sampai ada yang gadgetnya harus opname berkali-kali dan ganti baterai double power. Ada saja yang dibahas, mulai dari domba, konsultasi investasi, tips mengatasi anak agar rutin bab tiap pagi, berbagi resep, kuis berhadiah,  “perang” opini ketika pilpres kemarin (beruntung tidak ada yang sampai musuhan haha), sampai wacana halal bihalal pasca Ramadhan kemarin yang sampai saat ini belum terwujud.

Yang paling fenomenal, grup ’98 ini berhasil melahirkan produk kuliner yang mendunia. Apalagi kalau bukan #RendangNendang (yang mau order, coba cek fanspagenya di sini atau twitternya di sini).

Lalu apakah kami dendam terhadap senior yang melakukan beragam “siksaan” itu? Tidak. Yang kami kenang adalah kebersamaan kami saat menjalani “penyiksaan” itu.

Lagipula, buat saya pribadi apa yang saya alami saat mabim dulu masih dalam batas wajar. Tidak ada yang berlebihan.

Sayangnya, makin ke sini sepertinya makin banyak yang menyalahgunakan mabim/ospek untuk sarana balas dendam. “Siksaan” yang diberikan senior untuk mahasiswa baru seringkali melewati batas kewajaran. Bukan hanya mental, tapi juga fisik.

Bukan satu dua kali kita mendengar berita korban meninggal dunia saat kegiatan mabim. Akhirnya kegiatan mabim yang over itu memang menjadi tidak ada manfaatnya selain unjuk kekuatan senior.

Terus kenapa saya bilang kasihan saat mendengar kabar bahwa mabim ini dihapus? Apakah saya suka kekerasan? Ah, tidak juga. Saya kan tidak mengalami kekerasan saat menjalani mabim dulu hehe

Yang saya dan sahabat saya sesalkan sih itu saja… mahasiswa baru menjadi kehilangan momen untuk dikenang sepanjang masa…

Ya… Momen mabim… yang indah untuk dikenang, tapi haram untuk diulang, apalagi gosok gigi teman… 😀

Mabim dihapus? Kasihan…

Alhamdulillah…

Bukan bermaksud menyombongkan diri, karena memang tidak ada yang bisa saya sombongkan… 

Beberapa hari yang lalu, tepat di saat kepala sedang terasa sangat berat, badan pun panas dingin, alhamdulillah.. ada sebuah kabar gembira.

Bukan, ini bukan tentang kulit manggis :))

Sebuah lomba blog yang saya ikuti mengabarkan bahwa saya menjadi salah satu pemenangnya. Sungguh kejutan luar biasa. Meski saya pernah jadi pemenang di tahap sebelumnya (lomba blog ini bertahap, seluruhnya ada 8 tahap), kali ini saya sama sekali gak yakin bakal menang. Kenapa? Karena setelah artikelnya saya tayangkan, saya melihat banyak peserta lain yang artikelnya sangat keren. Pembahasan dan ilustrasinya juga menarik. Jadi, ya sudahlah… tidak seperti lomba lain yang saya harapkan menang (meski akhirnya kalah dan gigit jari kemudian nangis guling-guling), saya benar-benar melupakan lomba yang ini.

Tapi ternyata, rupanya jurinya kelilipan. Alhamdulillah… setiap tulisan tentang semua tema yang digulirkan panitia memang selalu berasal dari hati (entah setengah ataupun penuh), tapi tetap saja tidak menyangka kalau artikel yang sebenarnya tidak terlalu keren itu jadi salah satu pemenang.

Hari ini, ketika kepala kembali terasa berat, badan panas dingin, dan panad*l hijau dua butir tidak kunjung meredakan rasa sakit, kabar gembira datang lagi.

Lomba lain yang juga bertahap (seluruhnya juga ada 8 tahap) mengabarkan bahwa saya jadi salah satu pemenang utama. Unpredictable. Dari 8 tahap yang ada, di lomba yang ini saya belum pernah menjadi pemenang sama sekali.

Setiap artikel selalu saya buat menjelang deadline. Maklumlah, meski sudah diniatkan untuk menyelesaikan tulisan sesegera mungkin setelah mendapatkan tema, entah kenapa, susah sekali mendapatkan ide. Dan the power of kepepet adalah jawabannya.

Makanya ketika melihat pengumuman di twitter, bahwa malam tadi akan diumumkan siapa saja juara utama lomba blog ini, saya malah membalas “hopeless… bagus-bagus, keren-keren, jago-jago… tapi tetep penasaran :D”. 

Dan beberapa menit kemudian ada notifikasi mention… bahwa saya jadi pemenang ketiga!!! Wow, juri di sini pun rupanya kelilipan. Bayangkan, 279 peserta yang pastinya semua ini blogger-blogger keren, dengan jumlah 532 tulisan dan tulisan yang lolos seleksi awal ada 394 tulisan, nama saya ada diantara 3 pemenang utama!

Sungguh terharu. Sangat terharu. Jujur, saya merasa bahwa saya sangat beruntung.

Alhamdulillah, bulan Agustus ini sangat indah… semoga semuanya menjadi berkah…

Alhamdulillah…